Ardani Finance...menyiapkan fasilitas kredit untuk menbantu mewujudkan impian anda menjadi nyata hari ini juga tanpa menunggu esok...

Rabu, 17 Agustus 2011

Bersyukur Part 1

Bersyukurlah bahwa kita tidak memiliki segala sesuatu yang kita inginkan,
karena jika sudah memiliki semuanya, apalagi yang kita inginkan?
.
Bersyukurlah jika kita tidak mengetahui banyak hal,
karena itu kesempatan untuk terus belajar dan menggali ilmu dan kebesaran-Nya..
.
Bersyukurlah untuk segala keterbatasan yang kita miliki,
karena itu memberikan peluang untuk terus mengembangkan diri..
.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan yang kita hadapi,
karena itu memperkuat mental serta membangun karakter seorang juara sejati..
.
Dan bersyukurlah.. karena itulah kunci kebahagiaan sesungguhnya…
.
.
Dalam pemikiran sederhana saya, kehidupan yang kita jalani di dunia ini sesungguhya adalah pergantian antara saat untuk bersyukur dan saat untuk bersabar. Karena kehidupan manusia itu kan seperti roda yang berputar, terkadang berada di atas (kaya raya, terkenal, popular, banyak teman, juara lomba ini itu, jabatan tinggi, harta berlimpah, memiliki kekuasaan, dst) dan juga harus diingat bahwa suatu saat nanti roda itu akan berputar ke bawah dan kita harus siap untuk menerima apapun kemungkinan buruk yang akan terjadi (kemiskinan, kekalahan, fitnah, hilangnya jabatan dan kekuasaan, dst). Dan yang dimaksud dengan pergantian antara bersyukur dan bersabar itu ya saat kita mendapat nikmat dan kesenangan, disitulah waktunya kita bersyukur, dan di saat kita menerima ujian dan cobaan, di situlah waktunya untuk bersabar.
.
Tapi menariknya, kalau kata “bersabar” ini diturunkan dan diperlebar lagi pengertiannya, sebenarnya sabar saat menerima segala ujian dan cobaan itu kan ya nama lain dari bersyukur. Mengapa kita harus tetap bersyukur bahkan di saat diberikan ujian dan cobaan?
.
Pertama, karena ilmu manusia itu terbatas. Maksudnya, saat kita diberikan cobaan dan ujian, kita melihatnya sebagai hal yang buruk, padahal belum tentu seperti itu dan mungkin saja akan ada hikmah dan manfaat dari hal tersebut. Penglihatan manusia hanya sebatas ilmu yang mereka miliki, tidak lebih. Sementara yang namanya ilmu pengetahuan ini kan seluas langit dan bumi, bahkan lebih. Jadi mungkin saja dalam pandangan manusia cobaan yang diterimanya itu buruk, padahal menurut pandangan Allah SWT itulah yang terbaik, dan begitu juga sebaliknya. Dan Dia-lah yang paling mengetahui keadaan hamba-hambaNya. Hal ini bukan hanya pemikiran saya pribadi, tapi nyata telah dijelaskan oleh Allah SWT yang berfirman dalam Al-Qur’an:
.
“..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(QS. Al-Baqarah [2]: 216)
.
Jadi misalkan saat kita menerima cobaan tidak lulus ujian masuk di universitas yang kita inginkan, kita kesal dan dongkol setengah mati karena merasa sudah habis-habisan belajar dan mempersiapkan diri supaya diterima di Universitas tersebut. dan pada akhirnya gagal. Padahal kita tidak tahu bahwa mungkin saja Tuhan punya rencana lain. Dia tidak menempatkan kita di Universitas A tapi ditempatkan di Universitas B, dan pada akhirnya justru kita sangat bersinar dan cemerlang disana. Mutiara akan tetap menjadi mutiara dimanapun dia berada.
.
Hal ini pernah saya alami. Dulu sewaktu kelulusan dari SMA Insan Cendekia, target saya adalah kuliah di luar negeri dan dengan mendapat beasiswa penuh. Ini satu paket yang ga bisa ditawar-tawar lagi karena pertama, kuliah di luar negeri akan memberikan suatu wawasan yang berbeda dan mendapatkan lingkungan dan teman-teman yang baru. Yang kedua, beasiswa penuh karena tidak ingin menyusahkan orang tua lagi. Saya ingin hidup mandiri dan tidak minta uang lagi, meskipun mungkin orang tua saya akan memberikan jika saya memintanya. But, I just don’t want.
.
Waktu itu saya sangat ingin kuliah di Nanyang Technology University (NTU) di Singapore (Universitas ternama yang selalu masuk daftar 100 Universitas terbaik versi “QS World University Rangkings”). Tes masuk ke universitas itu memang tidak mudah dan saya mempersiapkan diri untuk menghadapi tes tersebut. Singkatnya, hasil dari tes seleksi NTU menyatakan saya tidak lolos (kata lainnya G-A-G-A-L). Perasaan kecewa, pasti. Seakan dunia runtuh! (www.lebay.com). Tapi kemudian saya berpikir bahwa mengalami kegagalan itu biasa, tapi meratapi kegagalan itu yang ga bener.
.
Akhirnya saya bangkit lagi karena masih ada satu kesempatan lagi untuk kuliah di luar negeri dengan beasiswa, yaitu di University of Technology Petronas (UTP), Malaysia. Masuk sini pun testnya tidak mudah, waktu tahun saya ada sekitar 1,200 applicants yang mendaftar. Persiapan yang lebih baik dilakukan untuk mengikuti test ini dan singkatnya Alhamdulillah saya diterima menjadi salah satu dari 7 orang yang mendapat beasiswa dari Petronas untuk kuliah disana. Meskipun UTP ini bukan pilihan pertama saya, tapi saya meyakini bahwa inilah tempat terbaik yang telah diberikan Tuhan untuk saya, dan tentu saja, saya menerimanya dengan ikhlas.
.
Poin yang ingin saya ceritakan di atas adalah, pada awalnya saya sangat kecewa dan sedih karena niat untuk kuliah di NTU kandas. Tapi pada akhirnya, sewaktu saya lulus dari UTP tahun lalu, saya sangat sangat sangat bersyukur dikasih kesempatan untuk kuliah disana dan banyak sekali manfaat yang saya dapatkan, dan saya berpikir, mungkin semua kesempatan dan kenikmatan yang saya dapatkan di UTP tidak akan saya peroleh kalau saja dulu saya kuliah di NTU. Saya betul-betul bersyukur dengan skenario yang telah ditentukan Allah SWT terhadap diri saya.
.
Ada cerita lain tentang seorang wanita yang akan pergi jalan-jalan ke Eropa. Pada hari H, dia bangun kesiangan dan saat sampai di airport, counter check in sudah ditutup dan pesawat sudah akan berangkat. Dia lalu mendatangi petugas imigrasi dan marah-marah, namun apa mau dikata, pesawat telah menjadi bubur, maksudnya sudah akan terbang mengudara. Wanita itu ya jelas marah karena dia merasa rugi sudah membayar tiket yang cukup mahal dan puluhan juta berarti hilang begitu saja. Dia pulang ke rumah dengan perasaan kesal setengah mati. Lalu, beberapa jam kemudian dia mendapati di berita bahwa pesawat yang seharusnya dia tumpangi tersebut jatuh di lautan! Seketika juga dia bersujud dan bersyukur karena telatnya dia bangun dari tidur dan tidak ikut dalam pesawat tersebut. Mungkin akan lain ceritanya kalo wanita ini tidak telat bangun dan akhirnya ikut ke dalam pesawat naas tersebut.
.
Selanjutnya, hal kedua tentang bersyukur saat menghadapi cobaan adalah karena dimana-mana yang namanya ujian itu kan adalah media untuk kenaikan tingkat. Di sekolah atau universitas, pasti tiap semester ada yang namanya ujian kenaikan kelas, ujian semester, try out, UAN, atau apapun lah namanya, yang pasti tujuannya sama: menjadi media  untuk naik kelas atau naik ke semester berikutnya. Kalau ga ada ujian ya jangan harap mau naik kelas! Nah sama, adanya cobaan dan ujian yang kita hadapi dalam hidup ini, itulah yang akan menaikkan tingkatan kita di dalam kehidupan. Jadi, sudah sepantasnya kita untuk selalu bersyukur baik di kala senang maupun susah.
.
Terkadang kita merasa bahwa kita-lah orang yang paling berat cobaannya di muka bumi ini. Tapi kita lupa, bahwa ternyata jauuuuhhh lebih banyak orang-orang yang memiliki kehidupan yang tidak seberuntung kita. Contoh mudahnya ya lihat sekeliling kita aja, masih sangat banyak sekali fakir miskin di negara kita ini, anak-anak jalanan yang tidak terurus, orang-orang tua yang tidak memiliki tempat tinggal, dan masih banyak contoh lainnya. Sebenarnya ya ga usah jauh-jauh, contoh paling mudahnya lihat diri kita saja yang alhamdulillah masih memiliki anggota badan lengkap tanpa cacat! full set body complete! :)
.
Dalam konteks ini Rasulullah bersabda: “Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang rendah nikmat Allah SWT yang dilimpahkan kepada kalian” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
.
Jadi, saat kita masih mampu berjalan secara normal dengan dua kaki, bersyukurlah karena banyak orang yang berjalan harus memakai bantuan tongkat.
Saat kita berjalan harus menggunakan tongkat, bersyukurlah karena ternyata cukup banyak orang yang tidak memiliki kaki untuk membuatnya berjalan
Saat kita tidak memiliki kaki, bersyukurlah karena banyak orang lain yang tidak memiliki kaki, tangan, dan beberapa anggota badan lainnya secara utuh.
Saat kita tidak memiliki kaki, tangan dan beberapa anggota badan lainnya secara utuh, tetap bersyukurlah karena masih ada orang lain yang lumpuh.
Bahkan di saat kita lumpuh dan sudah tidak bisa bergerak sedikitpun, bersyukurlah karena kita masih diizinkan hidup oleh Tuhan..
.
Dan saya pun sangat mensyukuri kehidupan yang dijalani sekarang ini karena memiliki orang-orang terbaik dalam hidup ini (keluarga, para guru dan mentor, sahabat, teman-teman, dst). Saya bersyukur atas semua karunia dan kenikmatan yang telah Allah SWT berikan dan membuat saya seperti sekarang ini, dan di sisi lain juga bersyukur atas semua cobaan dan ujian yang diberikan-Nya, meskipun terkadang terasa berat untuk menjalaninya. Tapi bukankah Dia Yang Maha Berkuasa telah menyampaikan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah [2] : 286) bahwa Dia tidak akan memberikan cobaan dan ujian yang melebihi kemampuan kita? Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa.. So, nikmati saja segala warna warni perjalanan hidup kita ini dengan penuh syukur.. :)
.
Sekian tulisan singkat mengenai “Bersyukur part 1”. Nantikan part selanjutnya dalam beberapa hari (atau minggu) ini, Insya Allah..  :)
.
Selamat berakhir pekan semuanya!
.